14 Okt 2012

Kencan yang Tertunda_

Sebuah percakapan telpon disuatu pagi pada tanggal 08.10.12 pukul 08.30 WIB,.

Caller : selamat pagi dengan nona asrina ??

Saya : pagi,, Ya saya sendiri,. Ada yang bisa dibantu ??

Caller : kami dari Batavia Airlines ingin menginformasikan bahwa jadwal penerbangan tanggal 15.10.12 pukul 12.10 WIB dari Tg. Pinang tujuan Jakarta mohon maaf tidak bisa dilakukan karena armada kami sedang tidak ada penerbangan,.

Saya : kalo bisa tolong dicari jadwal lain aja ya mas buat ditukar jadwal keberangkatannya,.

Caller : maaf nona,, pihak kami belum bisa melakukannya karena dalam beberapa waktu ke depan armada kami tidak melakukan penerbangan,. Untuk masalah penggantian biaya tiket,, maka anda bisa mengurusnya di agen travel tempat anda membeli dengan menyertakan 2 fotocopy KTP dan print-out bukti pembelian tiket,.

Saya : kalo boleh tau,, kira² berapa lama ya mas proses pengurusannya ??

Caller : sekitar 1 minggu dan penggantiannya akan ditransfer langsung ke rekening anda,. Sekian info dari kami,, trim's,. *tuuutt tuuuutt*

Whatt's !!! Tidak ada penerbangan ?? Uuuuurrghh !! Begitu kira² pembicaraan via telpon antara saya dan pegawai armadanya,. Apa armadanya mou bangkrut kali yakz,, seenaknya gitu batalin penerbangan yang akan dilaksanakan seminggu lagi,. Sementara tiket udah dibeli sejak 1 bulan yang lalu untuk memastikan jadwal keberangkatan,. Tapi apa mou dikata,, belum nasib kali yakz,. Begini deritanya LDR,, bener² bakal menjadi kencan yang tertunda,. :'(

Lupakan bentar masalah kecewanya,. Menanggapi berita telepon tadi berarti akan nambah kerjaan nih,, bakal ribet,. Nah kan benar perkiraan saya,, pas saya ke agen travel lokal tempat saya membeli,, ternyata mereka terkesan lepas tangan atas masalah ini,. Dengan dalih bahwa mereka bukan agen,, tapi hanya membantu mencarikan tiket yang saya butuhkan dan membantu menjualkan tiket tsb,, mereka minta saya mengurus langsung masalah pengembalian biaya dengan menghubungi kembali no. Telp yang menghubungi saya tadi,. Menyebalkan banget gak sih ?! Kalo mereka ngakunya bukan agen,, berarti mereka calo dong,. Apa lagi coba sebutannya kalo bukan itu,. Apapun alasannya,, yang pasti mereka telah mendapat keuntungan atas hal ini,, harusnya jika ada trouble maka mereka turut bertanggung jawab juga,.

Keselnya lagi bukannya mencari solusi malah mereka berkata gini,, "iya kak,, tuh batavia air kayaknya udah mou bangkrut sebaiknya jangan pake armada itu lagi deh",. Eh helloooo,, kalo udah tau mou bangkrut tp napa anda jual tuh tiket,. Kamprett dahk !!

Terpaksa saya mesti ngurus sendiri tuh proses ke kantor armadanya langsung yang berada di luar kota,, beruntung (dasar melayu,, udah "rugi" masi ajh tetep ada kata "untung") tuh proses pengembalian bisa diwakilkan,. Kena dahk ayahku yang turut imbasnya buat masalah pengurusan karena beliau yang sedang berada di luar kota tsb,. (Tolong ya ayah,. :D)

Selain itu juga ternyata saya mesti mengirim persyaratan pengembalian td melalui e-mail juga,, ribet ribet,. Nah proses yang benar² alot,. Jika segala hal tsb telah saya penuhi,,maka saya tinggal menunggu berita selanjutnya lagi,, yang terpenting adalah aliran dana pengembalian di rekening saya,.

Tapi hikmahnya atas kejadian ini apa yakz ?? Yang pasti sedang saya rasakan adalah ternyata di hari "H" yang gagal ini saya sedang terserang flu berat,. Huaah . . . Malu²in nih ketemu pacar tapi sakitan,. Trus rambut saya masi brekele,, belum sempat bonding cerita,, plus belum gajian juga,, bokek dahk,. Yang paling penting dengan hal ini adalah terbukanya komunikasi antara saya dan orang tua atas maksud dan tujuan sebenarnya keberangkatan ini,. :')

Huuhh !! Kecewa,, sedih,, kesal,. Harusan senin ini saya udah berkencan tp malah tertunda,. Untuk mengobatinya maka saya makanin aja semua oleh² yang bakal saya bawa,, hihihii . . . Tapi okelah,, tetap semangaaaatt !! Mesti nyari tiket dan waktu yang pas lagi buat berkunjung kalo perlu hijrah sekalian ke sana,. Semoga selepas Idul Adha nanti saya bisa secepatnya terbang ke kota pacar saya,. Whuuuzz !! Tunggu aku di jakartamu sayaang . . . =)



13 Okt 2012

Jika si Miskin Dilarang Sakit_

Pada kesempatan kali ini saya hanya ingin sedikit bercerita mengenai keadaan fasilitas asuransi kesehatan yang tersedia di daerah saya,. Yaitu di sebuah pulau kecil tingkat kecamatan yang dikenal dengan sebutan Dabo Singkep,, Kab. Lingga,, sebuah pulau kecil yang terdapat di Prov. Kep. Riau,. Dimana masyarakatnya sebagian besar merupakan golongan menengah ke bawah,. Ironisnya perputaran roda ekonomi disini lebih dipegang oleh kaum minoritas dan perantau,. Jadilah kami sebagai kaum pribumi terkadang terkesan menumpang di bumi sendiri,.

Sebagai daerah terpencil nan pelosok,,bahkan agak terisolir,, atau apapun sebutannya praktis membuat harga jual disini bisa dibilang mahal jika dibandingkan di luar,. Misalnya harga nasi bungkus yang di luar daerah seharga Rp. 7000,-  maka disini harganya bisa menjadi Rp. 15.000,-,, belum lagi harga barang material lain yang bisa berharga 2x lipat dari pada di luar daerah,.

Beruntung di tengah himpitan ekonomi yang serba mahal tak mempengaruhi biaya pengobatan kesehatan disini,. Harga jasa praktek dokter yang diluar daerah berkisar antara Rp. 80.000,- keatas,, disini bisa dihargai dengan nilai sekitar Rp. 30.000,-'an,. Begitupun dengan jasa mantri keliling yang datang langsung ke rumah si sakit,, harganya juga tak jauh beda,.

Pada saat tak memiliki sepeser uangpun si sakit ini dapat berobat dengan menikmati fasilitas pengobatan gratis di puskesmas atau rumah sakit,, tanpa harus disulitkan dengan pengurusan administrasi yang rumit,. Hal ini tentunya dengan jaminan memiliki asuransi,, untuk yang PNS sudah menjadi rahasia umum jika mereka memiliki askes sendiri,. Sebagian kecil lagi memiliki asuransi berupa Jamkesmas yang merupakan program pemerintah pusat,, dan sebagian besar bahkan hampir keseluruhan penduduk memiliki asuransi berupa JKL (Jaminan Kesehatan Lingga) yang merupakan program pemerintah kabupaten,.

Beruntung bagi masyarakat disini dengan adanya fasilitas asuransi tsb,. Dengan menggunakan asuransi ini maka masyarakat dibebaskan dari segala biaya pengobatan dan perawatan yang tersedia di puskesmas atau rumah sakit daerah ini,. Kecuali jika ada beberapa therapy yang mesti dibeli diluar,, maka resep tsb mesti dibeli dari apotek luar dengan menggunakan biaya pribadi dahulu,, lalu bisa mendapat penggantian dari pihak asuransi dengan syarat lengkap tentunya,.

Jika si sakit tsb tidak bisa ditangani disini,, maka akan segera bisa dirujuk ke luar daerah seputaran Kep. Riau dengan biaya perawat pendamping,, transportasi,, dan rumah sakit dibebaskan lagi tentunya,. Si sakit akan ditangani hingga pulih seperti sedia kala,.

Jadi bisa dibayangkan betapa ajaibnya fasilitas ini,. Dengan asuransi gratis yang juga didapat secara gratis ini maka si pengguna bisa menikmati fasilitas selayaknya mereka yang menggunakan asuransi berbayar,, seperti ditangani dan diberi tindakan oleh dokter spesialis,, atau dirujuk ke luar daerah,. Jika asuransi  ini tidak ada,, mungkin banyak masyarakat disini yang status kesehatannya kurang baik,. Banyak ibu hamil,, anak kecil,, orang tua,, serta mereka yang dalam keadaan darurat membutuhkan pengobatan akan terlantar atau terlambat ditolong,.

Jika bercermin pada daerah luar,, dimana "si miskin dilarang sakit",, karna mahalnya biaya pengobatan,. Bahkan sebagian RS menetapkan aturan mesti menyediakan DP terlebih dahulu sebelum mereka mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan,. Kesehatan akan menjadi sangat mahal untuk si miskin,. Nah masyarakat Lingga,, "sudahkah anda bersyukur atas hal ini ??",. Ada baiknya kita merenung sejenak akan hal ini,.

Berterima kasihlah pada pemerintah daerah serta pihak medis yang telah merealisasikan program asuransi JKL ini,. Bukan dengan cara membayar secara materi,, tetapi cukup dengan memaklumi jika pada hal pelayanan ini mereka/(kami) tidak bisa memberikan pelayanan seperti yang diharapkan,. Jika ditemui kekurangan atau masalah dalam pelayanan hendaknya masyarakat sebagai penerima jasa sekaligus observer bisa dengan kepala dingin mengkritik dan duduk bersama kami untuk menyelesaikannya,. Mungkin tidak dengan cara mengumbarnya di media publik karena bisa memperlebar masalah,, dan kadang terkesan memprovokasi untuk kepentingan suatu pihak,.

Saya yakin bahwa masyarakat Lingga merupakan penduduk yang cerdas sehingga bisa menanggapi masalah ini dengan bijak,. Untuk kedepannya,, mari kita perbaiki diri sebagai pemberi pelayanan ataupun penikmat layanan,. Pelayanan yang berorientasi pada aspek sosial,, bukan hanya materi tentunya,. (^-^)



12 Okt 2012

Ketika Perceraian (terpaksa) menjadi Pilihan_

Jaman sekarang ini melihat pasangan kekasih yang bermesraan di tempat umum bukanlah hal yang aneh,. Bergandengan tangan,, suap²an saat makan,, memeluk mesra saat menonton,, ataupun sekedar berciuman,. Belum lagi ulah mereka yang seolah pamer kemesraan dan perang kata² manis di media sosial seperti facebook,, twitter,, google+,, bbm,, dan sosmed lainnya,. Foto mesra saat berciuman,, berpelukan,, bahkan terkesan vulgar yang harusnya menjadi dokumen pribadi seolah diumbar pada publik,, tujuannya tak lain untuk menunjukkan pada dunia bahwa "inilah pasangan saya,, hanya milik saya",.

Fenomena ini biasanya melanda mereka yang sedang berpacaran,. Saat berpacaran mungkin sebagian menganggap masa terindah,, dimana mereka hanya fokus pada pasangan tsb,. Hubungan yang mungkin belum dibebani persoalan rumit seperti yang telah berkomitmen resmi,. Entah itu masalah finansial,, ataupun lainnya yang harus mereka pertanggungjawabkan,.

Awal pertunangan dan menikah,, biasanya pasangan ini mulai disibukkan pada masalah untuk membangun sebuah keluarga,. Frekuensi bermesraan seperti pacaran biasanya akan sedikit agak berkurang,. Biasanya di sosmed mereka akan memamerkan poto saat mereka pre-wed atau wedding,. Hingga akhirnya saat mereka memiliki anak,, hanya sedikit pasangan yang memakai poto mereka sekeluarga lengkap,, apa lg memamerkan poto berdua pasangan,. Kebanyakan poto yang mereka pajang adalah poto sendiri atau poto bersama anak,, ntah apa alasannya saya'pun kurang tau karna saya pribadi belum menikah,. :D

Siapa yang menyangka dibalik hal tsb kadang tersimpan sebuah masalah besar,. Pasangan yang tadinya mesra beberapa tahun ke depan tak menjamin mereka akan menjadi pasangan yang kekal,. Dunia mereka tak seindah seperti berpacaran dulu lagi,. Jangankan bermesraan,, bahkan untuk bertemu dan duduk bersama dengan kepala dingin saja bisa menjadi moment yang mahal,.masalah rumah tangga yang kadang tak bisa diredam membuat si pasangan ini terkadang mulai mencari pasangan lain yang mereka anggap lebih cocok dan nyaman,.

Hal ini tentunya akan memicu sebuah perselingkuhan,. Apapun alasannya perselingkuhan tidak bisa dibilang memiliki sisi baik,. Mungkin mereka lupa saat mereka mesra dulu,. Mungkin mereka lebih memilih memulai mencari yang baru dari pada memperbaiki hubungan yang ada,. Mereka lupa,, seburuknya pasangan lama tapi orang itulah yang udah banyak tau dan menerima sisi buruk dirinya,. Belum tentu pasangan barunya ini bisa memahami sisi buruk dirinya,.

Jauh dibalik hal tsb masi ada alasan lain untuk mereka mempertahankan rumah tangga tsb,. Hal itu tak lain adalah karna alasan anak,. Mungkin mereka tidak tau bahwa anak merupakan pihak yang paling tersakiti pada perceraian,. Saat orang tua bercerai maka hal tsb bisa menjadi trauma psikis tersendiri buat si anak,. Untuk menghindari perceraian,, menurut saya poligami atau poliandri bukanlah pilihan cerdas,. Hal ini tidak memperbaiki keadaan,, bahkan bisa memperburuk keadaan untuk ke depannya,.

Beruntunglah mereka pasangan yang bisa bangkit dan memperbaiki hubungannya untuk menyelamatkan kehidupan rumah tangga mereka,. Karna pilihan ini tak jarang memberi pelajaran dan efek jera guna mengoreksi diri masing² agar bisa menjadi lebih baik untuk pasangannya,.

Saya sendiri sebagai perempuan yang belum menikah selalu mempertimbangkan hal tsb untuk kehidupan berumah tangga nantinya,. Karna menurut saya keluarga yang bahagia adalah jika pasangan tsb tidak pernah membuka hatinya untuk orang lain,. Harapan saya ke depannya semoga kehidupan kita sebagai pasangan selalu dijauhi oleh godaan pihak ketiga,. Amin . . . :)



11 Okt 2012

Orang² Istimewa dalam Mimpi Kecilku_

Mendung dan kabut menyelimuti pulau kecil kediamanku sore ini,. Sambil menikmati secangkir teh aku melamun di teras rumah,. Pikiranku menerawang,, tak terasa 7 tahun sudah aku meninggalkan bangku sekolah,. 7 tahun yang berlalu cepat tentunya memberi sedikit perubahan pada diriku,.

7 tahun yang lalu,, aku mulai menginjakkan kaki di kampus putih,. Tempatku menyelesaikan pendidikan terakhirku saat ini,, berbekal ilmu hasil dari pembelajaran selama 14 tahun aku sekolah mulai dr TK,, SD,, SMP,, dan SMA,. 4 tahun adalah waktu yang telat lulus setahun untukku menyelesaikan pendidikan di sebuah akademi keperawatan,. Telat wisuda,, telat bekerja,, bahkan mungkin telat dewasa,.

Di usia 25 ini aku bisa kembali mengingat jelas cita² kecilku dulu,. Sejak duduk di SD aku ber-cita² menjadi seorang wanita karir yang bekerja kantoran duduk manis dibalik meja,. Seiring waktu saat awal duduk dibangku SMA cita²ku berubah menjadi seorang akuntan,. Hingga terakhir menjelang akhir pendidikan di SMA niatku berubah kuat menjadi seorang psikolog,. Pikirku psikolog adalah pekerjaan yang menarik,, bisa mempelajari kondisi kejiwaan seseorang dan membantu memulihkannya jika dalam keadaan kurang baik,. Bukankah manusia adalah makhluk sosial yang unik dan kompleks ?? keragaman inilah yang membuatku tertarik mempelajari ilmu yang satu ini,. Selain itu aku beranggapan bahwa psikolog penting buat diriku dalam bersikap,.

Tapi ternyata nasib berkata lain,. Dikarenakan pemikiran orang tuaku yang agak kolot,, menjelang kelulusan saat akan melanjutkan ke bangku perkuliahan aku hanya diberi dua opsi pendidikan,. Opsi pertama yaitu melanjutkan pendidikan sebagai tenaga pengajar,, dan opsi kedua adalah sebagai tenaga kesehatan,. Opsi yang menurut orang tuaku akan cepat mendapat kerja dan cukup menjamin masa depan,. Dua pilihan yang tak pernah terlintas dipikiranku selama ini,. Membayangkan mesti menjadi pengajar di hadapan sekian banyak pelajar yang kritis²,, praktis membuatku mundur dan terpaksa memilih opsi kedua,.

Di opsi kedua ada sedikit bayangan yang menghiburku,. Menjadi seorang tenaga kesehatan tentulah akan berpenampilan menarik nantinya,. Berpakaian serba putih,, dan bisa merawat orang yang sedang sakit,. Ilmu yang menarik juga,. Tetapi pikiran menakutkan juga terlintas,, misalnya aku akan akrab dengan suasana horor rumah sakit,, berhubungan dengan orang sakit,, dan akan bertemu dengan banyak darah serta kotoran lain dari tubuh manusia,.

Akhirnya aku berfikir untuk melanjutkan pendidikan sesuai cita²ku,, seorang psikolog atau akuntan,. Dikarenakan daerahku belum ada universitas dengan jurusan psikologi,, maka aku mencoba mendaftar di jurusan akuntansi dan berhasil lulus,. Bersamaan dengan itu orang tuaku juga mendaftarkanku ke sebuah Politeknik Kesehatan Negeri,. Dan diambil jalan tengah perjanjian bahwa aku boleh kuliah di jurusan akuntansi jika aku tidak lulus di poltekkes tadi,. Ternyata aku juga lulus di poltekkes tsb,, yang berarti aku mesti melupakan anganku untuk kuliah menjadi akuntan,. Kecewa memang,, but life must go on,. Dari pada meratapi nasib yang berlalu,, lebih baik menjalani hari ke depan dengan sebaiknya mengikuti arus,.

Dan perantauanpun dimulai,, sampailah akhirnya aku berkuliah di jurusan keperawatan,, 2 tahun pertama plus penambahan 1 tahun dilewati tanpa ambisi,. Hingga saat memasuki tahun ke-4 di semester V aku mulai termotivasi untuk menata masa depan,. Segera menyelesaikan pendidikan dan bekerja agar bisa hidup mandiri,.

Pendidikanpun selesai,, dan tak sampai 2 bulan kemudian aku kembali ke kampung halaman dan langsung mendapat kerja sebagai perawat di RS,. Ada hal yang sedikit kurang sesuai,, ternyata disini aku belum bisa mendapat income sesuai yang diharapkan,. Dan sekali lagi karena orang tua,, aku menjalaninya hingga hampir 3 tahun belakangan ini,. Berkat orang² sekeliling yang menyayangiku akhirnya aku bisa melewati masa² sulit dan menjadi seperti sekarang,.

Aku cukup puas dan sangat bersyukur dengan kehidupanku sekarang,. Menjadi perawat seperti yang dipilihkan orang tuaku,, dan menikmatinya sebagai diriku sendiri,. Tahukah kau teman,, menjadi perawat adalah sangat menyenangkan,. Disini kita bisa bertemu dengan beragam orang,, bukan hanya yang sehat tetapi juga yang kurang sehat,. Disinipun lahan saat kita ingin mengetahui kondisi psikis seseorang layaknya psikiater,.

Terima kasih untuk ayah & ibuku tercinta,, yang mengarahkanku dan tentunya karena mereka bisa memahami dan mengetahui kemampuanku melebihi diriku sendiri hingga aku menjadi seperti sekarang,. Adik²ku tersayang yang menyemangati,, serta pacar terkasih yang memotivasi,. Seperti nasehat sang pacar,, ternyata aku telah merasakan keajaiban karena menuruti orang tua,. :)

Serta tak lupa juga untuk teman² dan rekan di RSUD Dabo tempatku bekerja karena telah memberikan kesempatan padaku mengaplikasikan ilmu yang telah aku dapat,. Semoga nanti ke depannya kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi,. Amiiin . . . =)




9 Okt 2012

Aku dan Dia_

Pada saat kita memutuskan untuk berhubungan jarak jauh dengan kekasih kita,, mungkin pada saat itu belum terlintas di pikiran kita bagaimana rumitnya LDR,. Bagi sebagian orang yang pernah melakukan hal tsb,, maka itu merupakan hal biasa,. Tetapi keadaan memaksa kita menjadi seperti orang baru pada hal ini saat kita dan pasagan memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,. Yang tentunya akan melibatkan pihak lain yaitu orang tua kita,.

Saya sendiri merasakannya,, awalnya saya enjoy menjalaninya,. Saya percaya pada kekasih saya,, begitu'pun beliau,. Buat kami jarak bukanlah masalah selama komunikasi bisa terjalin dengan sangat baik,. Seperti halnya pasangan lain,, masalah selalu ada dalam suatu hubungan,. Begitu juga kami,, 3 tahun lebih menjalani LDR yang sangat saya syukuri adalah tidak adanya masalah yang disebabkan oleh pihak ketiga,.

Masalah terberat yang akhirnya saya hadapi adalah masalah domisili,. Disinilah ego dan kedewasaan saya diuji,. Saya berharap pasangan saya yang akan stay di Kep. Riau,, begitupun pemikiran pasangan saya yang mengharapkan saya stay di kotanya,. Dalam hal ini segalanya mesti dipikir jernih,, dengan segala pertimbangan siapa yang harus hijrah ke wilayah pasangannya,. Banyak hal dipertimbangkan,, seperti masalah pekerjaan,, pendidikan,,prospek ke depan,, dan segala hal yang menyangkut kepentingan bersama,. Atas pertimbangan tsb kesimpulannya lebih baik saya yang ikut pasangan ke kotanya,. Disaat saya sudah bisa menerima keadaan,, siap berpindah ke kota pasangan,, ternyata bukan berarti masalah selesai,. Ada pihak penting tapi belum dilibatkan karena saya terlalu sibuk menyusun rencana indah bersama pasangan saya di kotanya nanti,. Pihak tsb adalah orang tua saya,. Ternyata walaupun saya merasa mampu dan cukup dewasa,, agaknya belum tentu penilaian orang tua saya begitu,. Mungkin mereka masih berpikir bahwa saya adalah anaknya yang belum bisa dilepas bebas mandiri diluar sana tanpa perlindungan dari mereka,.

Disinilah kesabaran dan keikhlasan saya dan pasangan  kembali diuji,. Pasangan saya membantu memuluskan rencana kami dengan mengkomunikasikan kembali hal tsb pada orang tua saya,. Tapi jalannya tidak bisa lurus,, ada sedikit kendala hingga penundaan keberangkatan saya karena suatu hal,. Jujur pada saat itu saya merasa sangat kesal,, marah,, mau berontak,, dan pikiran buruk lainnya bercampur aduk terhadap orang tua yang telah membesarkan saya ini,. Orang tua yang terkadang lebih mengenal dan mengetahui kemampuan diri saya melebihi diri saya sendiri,. Saat saya berkeinginan membantah dan melawan orang tua saya,, saat itu juga saya merasakan kedewasaan pada diri pasangan saya yang dengan sabar mengingatkan dan memberi pengertian positif terhadap saya,. Agar saya tetap patuh terhadap orang tua,.

Pasangan yang baik adalah dia yang telah meletakkan perintah orang tua diatas segala kemauan dan rencana yang telah dia susun,. Dia yg telah meyakinkan pasangannya bahwa akan ada keajaiban dari sikap patuh terhadap orang tua,. Dia yang sabar menunggu kita disaat kita belum bisa merealisasikan segala rencana yang belum dimengerti oleh orang tua kita,.

Beruntung saya memiliki pasangan yang baik seperti ini,. Mengajarkan saya menerima pahitnya kejujuran,, dan sabar saat keadaan memaksa kami untuk berhenti sejenak menyusun rencana indah kami,. Tapi apapun itu masalahnya,, percayalah bahwa tidak ada rencana buruk orang tua dibalik perintahnya terhadap kita,. Anggaplah ini sebagai ujian kedewasaan untuk saya dan pasangan yang pastinya ada hikmah dibalik kejadian ini,, karena jika tiba saatnya maka segalanya akan indah pada waktunya,. :')

Tak berhenti saya berusaha,, berdoa,, dan meyakinkan orang tua saya atas alasan dari niat saya untuk berhijrah,. Semoga seiring berjalannya waktu masalah ini segera luruh dengan pemikiran logis orang tua saya yang tentunya akan berdampak baik pada saya,. Amin . . . =)


Diberdayakan oleh Blogger.