11 Okt 2012

Orang² Istimewa dalam Mimpi Kecilku_

Mendung dan kabut menyelimuti pulau kecil kediamanku sore ini,. Sambil menikmati secangkir teh aku melamun di teras rumah,. Pikiranku menerawang,, tak terasa 7 tahun sudah aku meninggalkan bangku sekolah,. 7 tahun yang berlalu cepat tentunya memberi sedikit perubahan pada diriku,.

7 tahun yang lalu,, aku mulai menginjakkan kaki di kampus putih,. Tempatku menyelesaikan pendidikan terakhirku saat ini,, berbekal ilmu hasil dari pembelajaran selama 14 tahun aku sekolah mulai dr TK,, SD,, SMP,, dan SMA,. 4 tahun adalah waktu yang telat lulus setahun untukku menyelesaikan pendidikan di sebuah akademi keperawatan,. Telat wisuda,, telat bekerja,, bahkan mungkin telat dewasa,.

Di usia 25 ini aku bisa kembali mengingat jelas cita² kecilku dulu,. Sejak duduk di SD aku ber-cita² menjadi seorang wanita karir yang bekerja kantoran duduk manis dibalik meja,. Seiring waktu saat awal duduk dibangku SMA cita²ku berubah menjadi seorang akuntan,. Hingga terakhir menjelang akhir pendidikan di SMA niatku berubah kuat menjadi seorang psikolog,. Pikirku psikolog adalah pekerjaan yang menarik,, bisa mempelajari kondisi kejiwaan seseorang dan membantu memulihkannya jika dalam keadaan kurang baik,. Bukankah manusia adalah makhluk sosial yang unik dan kompleks ?? keragaman inilah yang membuatku tertarik mempelajari ilmu yang satu ini,. Selain itu aku beranggapan bahwa psikolog penting buat diriku dalam bersikap,.

Tapi ternyata nasib berkata lain,. Dikarenakan pemikiran orang tuaku yang agak kolot,, menjelang kelulusan saat akan melanjutkan ke bangku perkuliahan aku hanya diberi dua opsi pendidikan,. Opsi pertama yaitu melanjutkan pendidikan sebagai tenaga pengajar,, dan opsi kedua adalah sebagai tenaga kesehatan,. Opsi yang menurut orang tuaku akan cepat mendapat kerja dan cukup menjamin masa depan,. Dua pilihan yang tak pernah terlintas dipikiranku selama ini,. Membayangkan mesti menjadi pengajar di hadapan sekian banyak pelajar yang kritis²,, praktis membuatku mundur dan terpaksa memilih opsi kedua,.

Di opsi kedua ada sedikit bayangan yang menghiburku,. Menjadi seorang tenaga kesehatan tentulah akan berpenampilan menarik nantinya,. Berpakaian serba putih,, dan bisa merawat orang yang sedang sakit,. Ilmu yang menarik juga,. Tetapi pikiran menakutkan juga terlintas,, misalnya aku akan akrab dengan suasana horor rumah sakit,, berhubungan dengan orang sakit,, dan akan bertemu dengan banyak darah serta kotoran lain dari tubuh manusia,.

Akhirnya aku berfikir untuk melanjutkan pendidikan sesuai cita²ku,, seorang psikolog atau akuntan,. Dikarenakan daerahku belum ada universitas dengan jurusan psikologi,, maka aku mencoba mendaftar di jurusan akuntansi dan berhasil lulus,. Bersamaan dengan itu orang tuaku juga mendaftarkanku ke sebuah Politeknik Kesehatan Negeri,. Dan diambil jalan tengah perjanjian bahwa aku boleh kuliah di jurusan akuntansi jika aku tidak lulus di poltekkes tadi,. Ternyata aku juga lulus di poltekkes tsb,, yang berarti aku mesti melupakan anganku untuk kuliah menjadi akuntan,. Kecewa memang,, but life must go on,. Dari pada meratapi nasib yang berlalu,, lebih baik menjalani hari ke depan dengan sebaiknya mengikuti arus,.

Dan perantauanpun dimulai,, sampailah akhirnya aku berkuliah di jurusan keperawatan,, 2 tahun pertama plus penambahan 1 tahun dilewati tanpa ambisi,. Hingga saat memasuki tahun ke-4 di semester V aku mulai termotivasi untuk menata masa depan,. Segera menyelesaikan pendidikan dan bekerja agar bisa hidup mandiri,.

Pendidikanpun selesai,, dan tak sampai 2 bulan kemudian aku kembali ke kampung halaman dan langsung mendapat kerja sebagai perawat di RS,. Ada hal yang sedikit kurang sesuai,, ternyata disini aku belum bisa mendapat income sesuai yang diharapkan,. Dan sekali lagi karena orang tua,, aku menjalaninya hingga hampir 3 tahun belakangan ini,. Berkat orang² sekeliling yang menyayangiku akhirnya aku bisa melewati masa² sulit dan menjadi seperti sekarang,.

Aku cukup puas dan sangat bersyukur dengan kehidupanku sekarang,. Menjadi perawat seperti yang dipilihkan orang tuaku,, dan menikmatinya sebagai diriku sendiri,. Tahukah kau teman,, menjadi perawat adalah sangat menyenangkan,. Disini kita bisa bertemu dengan beragam orang,, bukan hanya yang sehat tetapi juga yang kurang sehat,. Disinipun lahan saat kita ingin mengetahui kondisi psikis seseorang layaknya psikiater,.

Terima kasih untuk ayah & ibuku tercinta,, yang mengarahkanku dan tentunya karena mereka bisa memahami dan mengetahui kemampuanku melebihi diriku sendiri hingga aku menjadi seperti sekarang,. Adik²ku tersayang yang menyemangati,, serta pacar terkasih yang memotivasi,. Seperti nasehat sang pacar,, ternyata aku telah merasakan keajaiban karena menuruti orang tua,. :)

Serta tak lupa juga untuk teman² dan rekan di RSUD Dabo tempatku bekerja karena telah memberikan kesempatan padaku mengaplikasikan ilmu yang telah aku dapat,. Semoga nanti ke depannya kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi,. Amiiin . . . =)




1 komentar:

Ron mengatakan...

Semua pasti ada hikmahnya :D

Yang penting terus berbahagia saat ini :D

http://priakabut.blogspot.com/

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.